watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

KORBAN PELET GINA

Aku berjalan gontai menuju rumahku sambil
bersiul-siul kecil. Di pelupukku terbayang hal-hal
yang indah-indah. Mulai saat ini aku akan dapat
menaklukan wanita secantik apapun di dunia ini,
karena aku sudah mendapatkan ilmu Lebur Jiwa
dari Mbah Suro. Jangankan Rani yang telah menolak
cintaku, Dian Sastro pun pasti berlutut di depanku.
Tapi yang terpenting aku harus membuktikan
kesaktian ilmu Lebur Jiwa malam ini juga.
Aku melangkah masuk ke pekarangan rumah. Sepi
tak ada hawa manusia. Kemana semua orang
hingga pintu depan harus dikunci? Aku segera
membuka pintu dengan kunci serep yang kubawa.
Didalam rumaHPun sepi senyap. Aku segera
menuju ruang makan. Secarik kertas menempel di
meja makan. "Don, kami pergi duluan ke rumah
Oom Dhar di Semarang. Kalau sudah sampai
rumah, segera menyusul. Ayah."
Bosan! Apa enaknya sendirian di rumah. Mana
nggak ada makanan di kulkas lagi. Dengan malas
aku pergi ke warung Mak Sani di ujung jalan. Tapi
setibanya aku sampai di warung Mak Sani. Wow,
suit.. suit.. ada cewek cantik bener! Wajahnya oval
agak indo, bibirnya sexy, bola matanya kecoklat-
coklatan, dan bodynya.. wow montok banget!
Gemuk dikit, tapi pas sama tingginya yang kira-kira
170-an, pakai rok mini dan baju ketat lagi. Cuman
kurang ramah, waktu aku godain doski malah
cemberut. Kebetulan nih! Bisa buat bahan
percobaan! Kalau yang indo saja mempan, apalagi
yang jawa tulen, iya nggak?
Cewek itu keluar dari warung. Aku mengejarnya,
dengan segera melafal mantra yang sudah aku hafal
sebelumnya.
"Geni abang nafsu abang, manjingo ing jabang
bayine Dony Bara. Geni abang napsu abang,
manjingo ing jabang bayine wanito ing netro. Geni
abang napsu abang, lebur dadi siji ing lebur jiwo.
Leburen jiwane manungal ing jabang bayine Dony
Bara. Lebur.. lebur.. lebur.."
"Nona!"
Aku panggil gadis itu sambil menarik tangannya
sehingga dia berbalik menghadap padaku dan
wuss.. Hembusan nafasku menyembur menerpa
wajahnya sekali. Dan aku tinggal menanti reaksinya
saja, menamparku ataukah..
"Iya, ada apa Don?"
Berhasil! gadis itu menjawabku dengan senyum
ramah, bahkan manja. Berarti mantraku berhasil!
Tanpa basa-basi lagi, langsung saja gadis indo itu
aku ajak ke rumahku.
Kami duduk-duduk di ruang tamu. Dan tak lupa
semua pintu dan jendela aku kunci dari dalam,
telponpun aku blokir agar tak ada yang
mengganggu acaraku sore ini. Gadis itu nampaknya
merasa nyaman bersamaku.
"Nama kamu siapa?" tanyaku membuka
percakapan.
"Aku Gina." jawabnya manis.
"Kamu kok bisa tahu namaku, apa kita pernah
berkenalan?"
"Nggak. Tapi aku merasa kita sudah lama banget
kenal. Sekarang ini aku merasa seperti merayakan
reuni denganmu."
"Oh, begitu. Kalau begitu mesti dirayakan dong."
"Iya. Harus dirayakan."
"Kau mau minum?" tawarku disambut dengan
anggukan. "Panas atau dingin?"
"Apapun yang kau mau." jawab Gina ringan.
"Apapun yang aku mau?" ulangku. Gina
mengangguk dengan senyum lebar.
"Kalau selain minuman?" tanyaku mengejar.
"Apapun yang kau mau aku bersedia, Don." jawab
Gina mendekat ke arahku.
"Apapun?" tanyaku sekali lagi.
"Apapun."
Gina tersenyum menggoda. Tangannya menjamah
tanganku lalu menuntunnya ke arah pahanya yang
sekal. Digesernya tanganku yang gemetaran terus
naik hingga menyingkap rok mininya sampai pada
pangkal paha. Cd pink bergambar kupu-kupu
bersembunyi di balik rok yang sudah tersingkap itu.
Tiba-tiba saja aku merasakan penisku menegang.
Mata Gina sayu sedikit terkatup, meresapi setiap
sentuhan jemariku di kulit pahanya. Cewek itu
kemudian mendekatkan bibirnya padaku dan cup..
bibir kami saling mengecup. Sekali lagi bibir kami
menyatu dan ehemm.. Gina melumat bibirku
penuh perasaan. Batang penisku semakin
mengacung sedang nafas kami mulai naik turun tak
beraturan.
Gina memapah tanganku melingkar di pungungnya
lalu menuntunnya untuk melucuti rok mininya. Rok
mini warna hitam itu bablas hingga ke lantai dan
aku bisa dengan leluasa menikmati paha Gina yang
indah. Aku ciumi paha Gina yang mulus bagus itu
bolak balik sampai pangkal paha.
"Uuuff.. Don.. aku minta yang panas saja..," desis
Gina sambil melepas kaos ketat dan BHnya
sekaligus kemudian melepas kaos yang kupakai.
Aku berdiri melepaskan jeansku. Gina menyusulku
dan segera menjejalkan lidahnya ke dalam mulutku.
Kami saling memeluk hingga buah dada Gina
menempel di dadaku. Keempukan buah dada Gina
membuat aku geli hingga membuatku merinding.
Lalu bibir Gina menurun menjelajahi leher dan
dadaku yang berbulu sedikit lebat.
"Kamu jantan banget Don," kata Gina sambil
membelai bulu-bulu dadaku.
Kemudian Gina mencumbui dadaku.. perutku..
ach.. sampai pusarku dan menjilatinya beberapa
saat. Aaach.. aku benar-benar terangsang oleh
kecantikan dan kemahiran Gina yang
memanjakanku. Gina terus menjelajah seluruh
tubuh depanku. Bahkan ketika sampai di daerah
kekuasaan penisku Gina mencumbuinya dengan
penuh daya rangsang. Diciuminya batang penisku
yang masih terpenjara dalam sangkarnya dan
dengan senang hati Gina meloloskan CDnya hingga
nampak benar kalau penisku itu betul-betul bangun
mengacung-acung.
"Kau benar-benar hebat Don, pistolmu besar
banget. Aku yakin kalau menembak pasti rasanya
hi..hi.." kata Gina sambil tertawa.
"Kamu tahu dari mana kalau rasanya pasti.."
tanyaku memancingnya.
"Coba deh, aku rasain.."
Uuachh.. edan! Gina menjilati ujung penisku. Cewek
indo itu mengulum penisku hingga setengahnya
masuk ke dalam rongga mulutnya. Dan jemarinya
sibuk mempermainkan buah pelirku. Eehh.. rasanya
benar-benar nikmat. Aku nggak tahu kalau cewek
ini bisa membuatku merasa sedasyat ini.
"It's nice taste, Don. Hebat banget.." katanya sambil
terus saja menyepong penisku.
Tak tahan aku jika harus diam saja. Segera aku
loloskan CD pink dari bokong Gina yang
menungging. Nampak kedua bokongnya yang
semok menantang. Kuremas-remas bokongnya
membuat Gina mendesah perlahan diantara
sodokan penisku di mulutnya. Dan segera saja aku
gerayangi memeknya, menyenangkan bisa
bermain bebas diantara goa yang belum pernah
aku lakukan sebelumnya. Mungkin Gina merasa tak
tahan lagi menahan rasa nikmat yang diterimanya
dengan posisi itu hingga akhirnya Gina melepaskan
penisku dari mulutnya dan tergeletak di lantai.
Tubuh kita udah sama-sama bugil dan rasa malu
kita udah ilang entah kemana. Gina memandangiku
yang berdiri didepannya dengan tatapan mata sayu
dan senyum yang menggoda. Akupun terpana
pada tubuh bugil yang tiada cacatnya terhampar di
depanku. Ohh.. dua bukit yang membusung padat
dan montok, kulit tubuh yang putih mulus, serta
bukit belah yang ditumbuhi oleh rumput-rumput
liar yang halus. Wuihh..
"Don, kok diam saja. Ayo lakukan yang kamu
mau.. aku pasrah padamu.."
"Aku datang sayang.."
Aku serang bukit belah itu dengan garang. Menjilat
semua yang tersentuh oleh lidahku dan menghisap
semua yang tergenang disitu. Gina berkelojotan
sambil mendesis-desis. Tak ada ampun bagimu,
Gina! Semuanya akan jadi milikku. Klitoris Ginapun
yang seukuran biji kacang tak luput dari lidahku.
Aku piting daging mungil itu dengan kedua bibirku
lalu aku sentil-sentil dengan lidahku.
"Oooh.. Doon.. Ach.. eenaak.." erang Gina memacu
gairahku. Kedua kakinya menggapit kepalaku seakan
ingin menawanku selamanya.
Tangan Gina menarik tanganku sampai di kedua
gundukan dadanya yang gempal dan montok.
Refleks aku remas kedua buah gunung kembar itu
hingga membuat Gina bergelinjangan nikmat.
"Uuohh.. Donny.. teruus sayaang.. aku sukaa.."
Setelah puas aku lumat vagina mayoranya segera
kualihkan perhatianku kepada kedua gunung
kembarnya. Buah dada Gina telah membengkak
seukuran kelapa, besar dan tegang. Begitupun
kedua putingnya yang sudah mengeras berwarna
merah marun. Gina yang menyadari kalau aku
memandangi kedua gunung kembarnya yang
indah segera mempermainkan kedua adiknya itu.
Gina meremas-remasnya sendiri sambil memutar
telapak tangannya bolak-balik. Begitu bulat kedua
buah dada itu dan begitu mengkilap oleh keringat
Gina.
"Kemarilah Doon.." ujarnya.
Gina sambil menarik tanganku hingga aku harus
berdiri di atas tubuhnya. Kemudian Gina menggapai
batang penisku hingga aku mesti berjongkok di atas
buah dadanya. Aku tak tahu apa yang akan Gina
lakukan, yang penting aku merasakan nikmat ketika
batang penisku menegang di belahan buah
dadanya. Begitu nikmatnya ketika kedua gunung
kembar itu menjepit batang penisku. Kubantu
jemari Gina yang meremas buah dadanya hingga
tampak menjadi satu menjepit batang penisku. Aku
tarik batang penisku perlahan-lahan dan lalu aku
dorong kembali. Sampai kemudian bibir Gina
menangkap kepala penisku dan kembali
menjilatinya dengan garang. Ouuhh.. aku bagai
terkencing-kencing dibuatnya. Maka sebagai
pelampiasan tangan kananku kembali mengutak-atik
goa kenikmatan Gina yang kembali membanjir.
"Doon.. kamu nakal sekalii.." desah Gina.
"Tapi kamu suka kan Gina sayaang.." balasku
"He eh.. Uuff..ach.."
Gina semakin memekarkan selakangannya hingga
jemari kananku makin bebas merogoh semua yang
tersembul di pangkal selakangan itu. Gina semakin
mendesis dan menambah kecepatan menjilati
kepala penisku. Dan akupun semakin mempercepat
gerakan menggoyang kedua buah dada sebesar
kelapa itu. Penisku menegang hebat, seperti ada
yang mendorong dari dalam baang penisku dan
rasanya.. aahh.. crot croot.. Spermaku muncrat
ketika ujung penisku itu masih diganyang Gina.
Kapasitas yang cukup banyak menetes disela-sela
bibir Gina.
"Telan sayang, telan.."
Kata-kataku bagai perintah. Mau tidak mau, Gina
menelan seluruh sperma yang berada di rongga
mulutnya. Entahlah rasa apa yang dia kecap, tapi
yang pasti nikmat. Sebab kemudian Gina menjilati
sperma di luar mulutnya dan kemudian memburu
sisa-sisa sperma di kepala penisku hingga tandas.
"Ehmm ach.. Doon, keluar lagi dong.." kata Gina
sambil memijit-mijit penisku dengan jemarinya.
Pijitan itu membuat darahku bagai berhenti. Dan
aku sudah tak tahan lagi.
"Sebentar sayang, aku masuk dulu yach.."
"Heeh."
Gina melebarkan selakangnya hingga bukit belahnya
benar-benar mekar terbelah. Dinding-dindingnya
berwarna merah berhias klitoris mugil yang
mengemaskan. Aku segera mengacungkan batang
penisku yang sudah mau meledak. Aku tuntun
adikku itu memasuki lubang kawin Gina yang
bersimbah lendir-lendir surgawi. Licin
permukaannya hingga tak mudah memasukkan
kepala adikku itu. Aku coba sekali lagi dan ah..
masuk! Sedikit demi sedikit aku masukkan penisku
memasuki lorong yang sangat sempit itu.
"Auhh Doon.. cepetan dong.. sakit.." rintihnya.
"Sabar say.."
Memangnya hanya Gina saja yang sakit, aku juga
sakit merasakan batang penisku bagai remuk
digencet dinding-dinding lubang kawin Gina yang
bukan main sempitnya.
"Aaach..Uuugh..Doon.."
Krak! Kepala penisku sudah menembus ke dalam
selaput daranya. Hah! Lega. Lubang kawin Gina
menelan seluruh batang penisku. Aku diamkan
sebentar sebelum kemudian aku tarik dan dorong
keluar masuk agar lorong itu makin lebar. Lendir
kawin Gina membasahi liang kawinnya hingga
goyangan batang peniskuku semakin lincah.
"Hooh.. uh..ach.." desah kami saling berlomba
menikmati setiap getaran yang tercipta.
Gerakan penisku semakin lincah mengocok lubang
kenikmatan Gina hingga menimbulkan bunyi
kecipak-kecipak tanda bahwa Gina berada di puncak
kenikmatannya. Pingul Gina bergoyang-goyang
naik turun mengiringi gerakanku.
"Doon.. aku nggak tahan lagi.. aku mau keluar.."
erang Gina.
"Tahan sebentar Gin, aku datang.."
"Aaach..!" erang kami bersamaan.
Fantastik sekali. Kejang diseluruh tubuhku diakhiri
oleh keluarnya sperma yang memenuhi lubang
kawin Gina. Ujung penisku menghangat seakan
menyentuh cairan lain. Kutarik penisku dari lubang
kawin Gina. Nampak darah membercak di kepala
penisku yang masih menegang. Gina mendesis-
desis menikmati segala kenikmatan yang barusan
kami lalui.
Tapi aku masih belum puas malam ini. Aku harus
kembali membangkitkan gelora asmara Gina.
Segera saja aku remas buah dadanya. Aku
permainkan kedua putingnya yang kembali
menegang lalu aku jilat perlahan.
"Ach.." desis Gina merespon.
Melihat respon Gina, aku jilati bahkan kukulum
kedua puting Gina secara bergantian. Gina
berkelojotan meresapi semua keindahan yang
kembali aku ciptakan. Habislah kedua payudara Gina
itu aku kulum, aku hisap bahkan aku gigit-gigit
dengan gemas. Gina tak marah, hanya merintih-
rintih kesakitan. Tapi justru rintihan itu semakin
membakar birahiku.
Aku puaskan diriku sediri dengan mempermainkan
setiap lekuk tubuh Gina karena Gina nampaknya
sudah tak memiliki tenaga cadangan selain
mendesis dan mendesah. Dan ketika aku sudah
puas segera aku minta Gina menindihku. Gina
menusukkan ujung penisku tepat dilobang
kawinnya. Dan kemudian kami saling mengocok.
Seperti layaknya bibir kawin Gina yang melumat
penisku, bibir kamipun saling melumat, sedangkan
buah dada Gina yang menggantung bebas sekali-
kali menyentuh kulit dadaku hingga menimbulkan
rasa nikmat tersendiri. Gina menjadikan rambutku
sebagai pegangan, tapi aku menjadikan bokong
Gina sebagai pegangan. menguntungkan sekali
bukan? Karena aku bisa dengan bebas membelai
bokong mulus itu. Namun sekali lagi tiba-tiba
tubuhku mengejan.
"Gin, aku mau keluar sayang.."
"Tunggu Doon.. tarik dulu penismu."
Gina melepaskan ciumannya dan mengarahkan
batang penisku ke mulutnya. Dan croot.. crot crot!
Seluruh spermaku membanjir di mulut Gina. Dan
tanpa jijik ditenggaknya seluruhnya sampai tandas
kemudian menjilati ujung penisku hingga bersih.
Tapi sentuhan lidahnya yang penuh birahi
membuatku ingin sekali lagi menusuknya. Maka
segera saja aku minta Gina menungging. Dan sekali
lagi aku tusukkan batang penisku dari belakang.
Amblas seluruhnya menyisakan kenikmatan yang
kembali terulang. Gina yang berulang-ulang
mencapai puncak birahinya seakan ingin terus dan
terus mengulanginya. Diremas-remasnya buah
dadanya sehingga keindahan itu terasa lengkap. Dan
kamipun mengakhirinya dengan kelelahan yang
terhapus oleh sisa-sisa keindahan.
Aku antar Gina sampai pagar depan. Cewek indo
yang baru saja aku perawani itu tersenyum mesra
dan kemudian menghilang di balik rumah Pak
Yulius. Aku rebahkan tubuhku di atas sofa ruang
tamu. Kembali aku ingat pergumulanku selama tiga
jam bersama Gina.
"Gina aku sudah tak membutuhkanmu." gumamku.
Geni abang napsu abang, ngilango soko jabang
bayine Dony Bara. Geni abang napsu abang,
nyingkriho soko jabang bayine Gina. Geni abang
napsu abang, ngilang soko lebur jiwo. Ngilango
lebur jiwo soko jabang bayine Dony Bara. Ngilang
musno..
E N D


Adult | GO HOME | Exit
1/1728
U-ON

inc Powered by Xtgem.com